Angel Wing Heart

Minggu, 31 Desember 2017

Sebelum Tahun Berganti

Sebelum tahun berganti. Sebelum dentuman di iring banyak warna. Sebelum bertambahnya waktu kita yang semakin banyak terbuang.
Aku ingin menuliskan sebuah catatan kecil dihatiku tentangmu, tentangku, tentang kita. Mata tak akan pernah salah untuk melihat begitu pula dengan hati yang tak pernah salah untuk merasakan.
Sepanjang kisah kecil kita di penghujung tahun ini memang berat. Tapi doa tak pernah henti terucap. Perlu kau tau, di waktu kita yang sangat terbatas, aku suka ketika melihatmu menatap ku dan tersenyum seakan berbicara layaknya hati berkata tanpa mulut yang berucap.
Aku harap Tuhan mendengar rintihan hatiku untuk kepulangan mu.

Sabtu, 30 Desember 2017

Jiwaku Menangis

Ku sangka engkau ada di sisiku. Tapi ternyata tidak. Ku sapa langit, mereka menangis. Seperti jiwaku tanpa adanya kamu. Jiwaku menangis bersama hujan.
Aku menyadari ada rasa sepi mendekapku. Sepi itu demikian kuat memelukku tidak membiarkan ku lolos.

Lalu aku rindu.. Semakin rindu.. Yang teramat sangat..

Minggu, 24 Desember 2017

Tidak Baik-Baik Saja

Pagi ini masih sama saja
Aku duduk termenung menatap langit
Langit yang ku lihat pasti sama dengan yang kau lihat
Tapi sendiriku selalu menarik rinduku
Tak pernah berhenti mengusikku
Cuaca cerah yang sejuk pun tak bisa menghibur ku

Aku adalah pembohong besar yang terus berpura-pura kuat
"Aku kuat" adalah suatu kebohongan yang besar yang selalu aku katakan pada diriku sendiri

Setiap hari, setiap detiknya, aku tidak baik-baik saja
Setiap aku berkaca, terlihat sungguh menyedihkan
Aku tidak baik-baik saja bebi.. Aku sendiri..
Seharusnya kamu ada di setiap pagiku..

Ini sangat menyiksa, hari-hari yang selalu ku semangati dengan kebohongan
Aku harus mampu..
TIDAK! Bukan harus tapi AKU PERCAYA AKU SANGGUP melewati semua ini
Akan ku tunjukkan aku sanggup walau aku tidak baik-baik saja, aku sudah berjanji menemanimu bahkan di titik terendah mu
Takkan pernah ku tarik janjiku hanya karena aku tidak baik-baik saja  

Jumat, 15 Desember 2017

Benci

Aku benci menghitung hari..
Hari-hariku yang setiap detiknya ku habiskan sendiri
Tanpa kamu disini, di sampingku
Seperti kupu kupu tanpa sayap
Apa yang bisa ku lakukan?
Bukankah kamu sudah melakukan hal yang tidak bertanggung jawab?
Aku benci menantimu pulang
Aku benci menunggumu pulang
Tapi bebi, aku tak membencimu
Aku tak benci untuk berusaha menemuimu
Aku tak benci menyayangimu
Aku berjanji, aku selalu tetap milikmu 

Sabtu, 09 Desember 2017

Ingkar

Sepertinya aku terlalu merindukanmu
Menjalani hari, menghabiskan waktu tanpa dirimu itu hal yang mustahil
Maaf, malam ini aku mengingkari janji kita
Semua yang ku lewati malam ini, detik demi detiknya tak lepas dari bayangmu
Maafkan aku yang lagi lagi tak sanggup mengusir rasa rinduku.. Maafkan aku yang selalu gagal untuk mengusir rindu..

Bisa Apa?

Kalau aku bilang kangen, kamu bisa apa?
Kalau kamu bilang kangen, aku bisa apa?
Ini bukan tentang logika, rindu adalah rasa
Dimana waktu dan jarak hanya mampu menyambung tali rindu
Lalu..
Siapakah yang berhak bertanggung jawab atas siksaan rindu ini? Aku ataukah kamu?

Jumat, 08 Desember 2017

Wafat enggak, sekarat iya

Kamu tau ga sih? Ngitung hari selama ditinggal kamu tuh ga lucu! Kaya orang bego yang terus memperingati tiap hari demi harinya.. Dan ini udah genap 100 hari.. Emangnya kamu udah jadi orang mati apa? Rasanya bikin hati sekarat terus.. Wafat enggak, bikin sekarat iya.. GA LUCU BEGO!

Selasa, 05 Desember 2017

Selamat pagi

Pagi ini masih saja tak menenangkan
Aku terbangun dan tak bisa ku temukan ragamu
Rinduku seperti gumpalan embun pagi ini
Aku rindu sapaan mesramu di pagi hari
Baiklah,
Aku akan mencoba kembali berpura untuk tenang dengan harapan yang sama
Selamat pagi bebi, semoga bahagia selalu menyertaimu

Minggu, 03 Desember 2017

Apa Kabarmu

Apa kabarmu hari ini sayang?
Aku rindu...

Ah sial, lagi lagi rindu yang bicara
Rindu ini sungguh keterlaluan
Selalu menyelinap di jemariku 
Menghipnotis jemariku menceritakan lembaran rindu
Dalam lembaran romansa dimana suka dan duka menjadi satu 
Aku benci menghabiskan malam-malamku
Hanya ada selimut kerinduanku padamu
Aku tak sabar menantikan waktu bertemu
Ingin ku peluk dirimu yang bersimbah rindu
Ingin ku raba jiwamu untuk ku cumbu cintamu
Aku rindu desah nafasmu temani tidurku

Sabtu, 02 Desember 2017

Aku Kalah

Sepertinya aku tak benci merindukanmu
Aku tak pernah bisa berhenti meski aku bosan merindu
Kisahmu menjadi kisahku yang tak pernah layu
Menjadi dua insan yang saling merindu

Tapi tak apa bebi, AKU MENGAKU KALAH
Baru ku tau rindu itu indah
Seperti kata-kata yang kau tebar indah
Mematahkan kata lelah dan gelisah

Aku disini, selalu disini
Maafkan aku yang tak selalu bisa nampak di depanmu, tapi aku berjanji takkan mengaku kalah pada kata lelah untuk terus menemanimu

Selamat malam bebi, selamat merindu 💙

Jumat, 01 Desember 2017

Terpenjara Rindu

Kalimat ini ku tulis untukmu
Di tempat dimana 93 hari lalu ku temui kamu
Sungguh memilukan mengingat waktu yang telah berlalu
Terbataskan teralis dan kaca padahal kau tepat di depanku
Kini aku termenung dan 7 ruangan tepat ada di depanku
Penuh sesak dengan orang-orang yang menyimpan pilu
Menyedihkan sungguh jika ku bayangkan dirimu seperti itu
Tapi sayang, apa kau tak sadar?
Kamulah yang sebenarnya memenjarakan aku
Kamu membuatku terpenjara dalam rindu
Ada rindu yang meracau balau dalam dadaku
Ada suara yang tak bisa disuarakan lewat nadaku
Aku bersalah apa hingga kau tak kunjung bebaskan aku?

Kamis, 30 November 2017

Pulang

Sudah terlalu lama kau berlalu lalang dari pandang
Malam itu kau terlalu bodoh mengartikan kata pulang
Dan mulai saat itu kita tak sadari waktu kita semakin berkurang
Sampai kapan kebersamaan yang ku rindu itu terbuang?
Ini bukanlah hal yang menyenangkan
Aku tak ingin waktu yang terbuang, aku ingin semua terulang
Pulang sayang.. 
Kemarilah dengan senyuman yang riang
Peluk erat aku gantikan hari panjang yang terbuang
Aku bosan terus mengenang hanya untuk tenang

Sabtu, 25 November 2017

Aku Untukmu

Kau tahu? Sanjunganmu sungguh terlalu
Menenggelamkan aku dalam sejuk katamu
Dipeluk lengan derai rindumu
Bebi, jiwa yang lusuh sudah menderamu
Katakan, ceritakan semua lelahmu
Ungkapkan semua amarah gelisahmu
Bicaralah semua yang kau mau
Aku akan setia mendengarmu
Bersandarlah di bahuku yang sudah dimilikimu
Jangan merasa sendiri, jangan biarkan sepi menerkammu
Jika bahagia menyertaimu, marilah tertawa bersamaku
Dan bila tangis menghampirimu lagi, akan ku usap air matamu

Bercintalah denganku walau dengan air mata


87 Hari Sudah

Langit malam ini gelap tak menampakkan bintang
Bodohnya aku merasa  malam ini langit memahamiku yang malang 
Aku tak bisa menghitung bintang meski langit pun sudah kurayu
Aku pun tak bisa menghitung rasa dan harapan atas jalan Tuhanku

Aku bercermin pada malam yang menenggelamkanku
Terserap iri di rasa sendu yang kembali mengingat waktu bersamamu
Mencumbu bayang duka lara yang terus memikirkanmu
Semua tak berubah, aku terperangkap dalam pilu rasa rindu


Hari Rindu

Hanya ada Selasa Kamis Sabtu
Tiga hari dimana kita melepas rindu
Hari dimana melepas hasrat yang menggebu
Hari dimana kita beradu mesra dengan waktu
Awalnya aku selalu merasa cemas
Seperti telah dijebak dalam hal yang belum jelas
Namun kerinduan yang selalu membekas itu semakin jelas
Hingga aku serakah berkata mampu membuat cemas jadi lebih ringkas

Aku rindu mata yang dimilikimu
Bibir yang hanya dimilikimu
Tangan juga pelukan hangat darimu
Aku rindu kamu yang memiliki seluruh waktuku


Selasa, 21 November 2017

24

Hari itu..
Sebelum rintik hujan turun dengan disusulnya setangkai mawar dengan warna yang berbeda dari sebelumnya
Putih.. Warna Putih..

Aku..
Kamu..
Siapa yang menduga aku dan kamu kini menjadi kita?

Entah berawal darimana dan dari siapa
Entah apa ini hanya sebuah candaan takdir yang tiba-tiba menjadikan aku dan kamu menjadi salah satu kisah bagi masing-masing kita
Entahlah, aku pun tak bisa menjawabnya

Taukah apa persamaan aku dan kamu sebelum menjadi kita?
Tembok hati kita "sama"
Sama-sama memiliki luka sebelumnya
Sama-sama tak bisa begitu saja memberi hati sepenuhnya

Sesaat aku berpikir, jika persamaan yang kita miliki seperti itu,
Kisah ini akan cepat berlalu..
Aku dan kamu yang telah menjadi kita pasti akan segera tercerai berai..
"Mungkinkah kita hanya dua orang yang menyedihkan yang saling ingin menyembuhkan luka?"
"Mungkinkah kita hanya tak ingin sendiri karena sudah terbiasa bersama walau hanya sebatas teman lama yang dulunya saling benci?"
Itu yang terlintas secepat kilat di pikiranku, bukan hatiku
Satu hal yang membuatku tak bisa berkata-kata, karena kamu adalah orang yang pandai berkata
Hingga saat itu barulah hatiku berkata "baiklah, kita coba lihat saja seberapa lama hubungan yang terjadi secara spontanitas ini"

Nyatanya, sampai tanganku mampu menulis disini, aku dan kamu masih menjadi kita
Mari kita lihat, sejauh mana kita mampu menulis cerita di buku yang telah Tuhan berikan..