Angel Wing Heart

Kamis, 30 November 2017

Pulang

Sudah terlalu lama kau berlalu lalang dari pandang
Malam itu kau terlalu bodoh mengartikan kata pulang
Dan mulai saat itu kita tak sadari waktu kita semakin berkurang
Sampai kapan kebersamaan yang ku rindu itu terbuang?
Ini bukanlah hal yang menyenangkan
Aku tak ingin waktu yang terbuang, aku ingin semua terulang
Pulang sayang.. 
Kemarilah dengan senyuman yang riang
Peluk erat aku gantikan hari panjang yang terbuang
Aku bosan terus mengenang hanya untuk tenang

Sabtu, 25 November 2017

Aku Untukmu

Kau tahu? Sanjunganmu sungguh terlalu
Menenggelamkan aku dalam sejuk katamu
Dipeluk lengan derai rindumu
Bebi, jiwa yang lusuh sudah menderamu
Katakan, ceritakan semua lelahmu
Ungkapkan semua amarah gelisahmu
Bicaralah semua yang kau mau
Aku akan setia mendengarmu
Bersandarlah di bahuku yang sudah dimilikimu
Jangan merasa sendiri, jangan biarkan sepi menerkammu
Jika bahagia menyertaimu, marilah tertawa bersamaku
Dan bila tangis menghampirimu lagi, akan ku usap air matamu

Bercintalah denganku walau dengan air mata


87 Hari Sudah

Langit malam ini gelap tak menampakkan bintang
Bodohnya aku merasa  malam ini langit memahamiku yang malang 
Aku tak bisa menghitung bintang meski langit pun sudah kurayu
Aku pun tak bisa menghitung rasa dan harapan atas jalan Tuhanku

Aku bercermin pada malam yang menenggelamkanku
Terserap iri di rasa sendu yang kembali mengingat waktu bersamamu
Mencumbu bayang duka lara yang terus memikirkanmu
Semua tak berubah, aku terperangkap dalam pilu rasa rindu


Hari Rindu

Hanya ada Selasa Kamis Sabtu
Tiga hari dimana kita melepas rindu
Hari dimana melepas hasrat yang menggebu
Hari dimana kita beradu mesra dengan waktu
Awalnya aku selalu merasa cemas
Seperti telah dijebak dalam hal yang belum jelas
Namun kerinduan yang selalu membekas itu semakin jelas
Hingga aku serakah berkata mampu membuat cemas jadi lebih ringkas

Aku rindu mata yang dimilikimu
Bibir yang hanya dimilikimu
Tangan juga pelukan hangat darimu
Aku rindu kamu yang memiliki seluruh waktuku


Selasa, 21 November 2017

24

Hari itu..
Sebelum rintik hujan turun dengan disusulnya setangkai mawar dengan warna yang berbeda dari sebelumnya
Putih.. Warna Putih..

Aku..
Kamu..
Siapa yang menduga aku dan kamu kini menjadi kita?

Entah berawal darimana dan dari siapa
Entah apa ini hanya sebuah candaan takdir yang tiba-tiba menjadikan aku dan kamu menjadi salah satu kisah bagi masing-masing kita
Entahlah, aku pun tak bisa menjawabnya

Taukah apa persamaan aku dan kamu sebelum menjadi kita?
Tembok hati kita "sama"
Sama-sama memiliki luka sebelumnya
Sama-sama tak bisa begitu saja memberi hati sepenuhnya

Sesaat aku berpikir, jika persamaan yang kita miliki seperti itu,
Kisah ini akan cepat berlalu..
Aku dan kamu yang telah menjadi kita pasti akan segera tercerai berai..
"Mungkinkah kita hanya dua orang yang menyedihkan yang saling ingin menyembuhkan luka?"
"Mungkinkah kita hanya tak ingin sendiri karena sudah terbiasa bersama walau hanya sebatas teman lama yang dulunya saling benci?"
Itu yang terlintas secepat kilat di pikiranku, bukan hatiku
Satu hal yang membuatku tak bisa berkata-kata, karena kamu adalah orang yang pandai berkata
Hingga saat itu barulah hatiku berkata "baiklah, kita coba lihat saja seberapa lama hubungan yang terjadi secara spontanitas ini"

Nyatanya, sampai tanganku mampu menulis disini, aku dan kamu masih menjadi kita
Mari kita lihat, sejauh mana kita mampu menulis cerita di buku yang telah Tuhan berikan..